selamat datang di dunia yg indah

ok!!
gimna??
asik??
terusin aja!!
hahahaahahahhahaha

kira2 gimana sifat gue??

gimana muka gue??

Mengenai Saya

Foto saya
mengenai saya?? kayaknya,dalam bahasa modernnya.about me kan?? gue tu orangnya baik banget,sangking baiknya,gue pnah hampir mati gara2 nylamatin temen gue yg kecemplung di sumur.ceritanya panjang banget..intinya,,gue orang yg baik2..

Minggu, 07 Juni 2009

daftar cowo playboy

aku itu orang yg penuh dengan khayalan. imajinasi untuk berkhayalku terus berkembang. berkembang pesat!!
maka dari itu, aku adalah penghayal yg baik. aku lebih banyak berkhayal dari pada bertindak. apalagi, tindakan itu merugikan buatku. tapi sayang, semua tindakanku lebih condong merugikan buatku. bukan cuma buatku, bahkan semua orangpun terpaksa memikul efek sampingan tindakanku.
sangking teracuninya dengan khayalan, "tiada hari tanpa menghayal". bergalon-galon susu murnipun gak akan bisa menetralisirkan racun itu.
tapi menurutku, ini bukan racun yg mematikan sel-sel saraf dalam tubuhku. malah sebaliknya. dengan mengahayal, semua organ-organ dalam tubuhku bangkit dan bekerja lebih bergairah dari manusia normal.
fantasi dan imajinasiku terus berkembang, berkembang pesat itu sangat baik. semakin berkembang fantasi kita, semakin maju daya khayal kita. dan akhirnya, hayalanku mencapai level max.
jangan sepenuhnya salahkan aku kalo aku berkhayal yg aneh-aneh.
kata bokap dulu, dengan berkhayal kita bisa memotivasi dan memplaningkan hidup kita.
jadi, bokap juga puya andil dalam kasusku.
tapi dengan terusnya berkembang fantasiku, aku bisa lebih mengerti wanita. wanita adalah makhluk lemah yg hanya ingin di mengerti.
seperti pacar-pacarku yg sekarang, mereka tampak bahagia dengan pengertian yg aku berikan.
leha, febi, ara, ayu, nita, tika, rini, riri, nia, angel, dan sarah. mereka semua pacar-pacarku buat sekarang ini. awalnya aku punya pacar genap dua belas orang. satu orang lagi telah tiada, namanya aji. setelah dia mendengar gosip kalo aku ngeduain dia. ngedua belasin harusnya. dia mati mengenaskan dengan menggantungkan dirinya. sepertinya dia gak mau denger penjelasanku. atau mungkin, dia gak perlu denger penjelasanku. sesungguhnya, aku cukup merasa kehilangan.
dia cewek yg sensitif setelah leha. semoga dia tenang di alam sana.
bukan cuma dia yg telah pergi ninggalin aku, selain itu, aku juga memikul satu beban lagi. keadaan ayu hampir sama ma aji. tapi dia gak mati, cuma otak sarafnya aja yg mati. dia gila. dia kecelaka'an waktu ngejemput neneknya di jakarta. kepalanya terbentur dengan keras. terpaksa aku harus memiliki satu pacar yg gila.
pertama aku harus kehilangan satu nyawa, dan kedua, aku harus kehilangan satu otak.
itu udah cukup.
aku udah gak mau lagi cari pacar, karna aku gak mau lagi ada yg mati dan gila. sebelas orang sudah cukup buatku. cukup buat tim kesebelasan sepak bola, dan aku pelatihnya. tapi ada satu orang player yg cedera. karna sedikit sundulan dari logam.


senin aku harus menjalin hubungan dengan seorang athelet karate. riri. berambut panjang, lincah, dan tegas. temen-temenku mengira, aku gak bisa mencairkan hati karatenya. tapi mereka gak tau, mereka berurusan dengan siapa. mau karate kek, preman kek, wanita itu sama aja.. 90% dari mereka itu suka dengan kebohongan. kebohongan itu rayuan, rayuan iti gombal, dan gombal itu aku. yg penting kita bisa berbelit-belit ngungkapin sesuatu, habislah si karate jatuh di lubang asmaraku.
dan stu hal, ingat. handphone itu adalah saksi bisu bukti-bukti yg ada. jadi, jangan biarkan saksi bisu berkeliaran di tempat yg susah dijangkau.
riri beda sama aji yg langsung ngegantungin dirinya. mungkin diriku yg bakal digantung.


hari ini hari "h"nya. segalanya sudah dipersiapkan dengan mtang. dari saksi bisu sampai saksi yg hidup.
"adit, gimana? udah siap?", tanya riri dari telpon.
"hmmm.. iya, udah siap", jawabku, "bentar lagi aku jemput ya".
baju coklat, celana jeans, dan topi, semua sudah siap. aku bergegegas manasin motor, dan ngejemput riri dirumahnya.
sesampainya dirumah riri aku masih harus menunggu. menunggu dia berdandan. pelajaran baru buatku. dibalik kerasnya dunia karate, wanita itu butuh waktu panjang untuk berdandan.
riri keluar dengan senyumnya setelah ngebuat waktuku terbuang sia-sia.
dandan 2jam setengah?? ngek.
kalo misalkan aku seekor kepiting rebus, munkin aku udah matang.
"dit, ayu berangkat, mo nontonkan??", tanyanya.
aku denger dari kalimatnya, disana gak ada unsur minta ma'af penuh penyesalan.
"iya", jawabku.
disepanjang perjalanan, riri gak henti-hentinya ngomong. aku harus jadi pendengar setia dalam omongannya. ujung-ujungnya, dia ngomong sendiri. dan habis cerita, dia langsung nanya, "gimana menurut kamu??", teuuuung.. cuma satu doaku. mudahan dia gak sadar dengan monolognya.
"ya udah, lupain"
dan dia ngomong lagi, dari naek motor sampai turun motor, dia gak henti-hentinya ngomong. dari cerita soal kucingnya yg mati keinjek motor sampai penyakit ade-adenya. secara gak sengaja dia ngebuka aib keluarga sendiri.
bahkan sampai dikasir bioskoppun dia masih tetep berkicau kayak burung kenari. dan hasilnya, pendengar setia bertambah. mba-mba dikasir ikutan mendengarkan. cerita terputus sa'at slah seorang pengantri ngomong.
"apa gak bisa cari tempat lain buat cerita?"
"opz", riri cuma opz doang, "aku jadi malu", memang seharusnya kamu malu riri.
akhirnya tiket udah kebeli, film dimulai setengah jam lagi. dia ngomong lagi, telingaku ngedenger lagi, ujung-ujungny dia monolog lagi.


hari yg cukup melelahkan, dan hari yg cukup memalukan. tapi ini belum berakhir, besok aku masih ada janji lagi. janji sama tika, besoknya lagi janji sma rini, besoknya lagi sama nia, besoknya lagi sama sarah, besoknya lagi sama febi, dan yg terakhir sama leha. sebagai penutupan sesi, aku harus ngejenguk ayu di RSJ.
satu persatu, hari terlewati. dan hari ini, kencanku ma leha. wanita terakhir dalam jadwalku. yg jelas, uangku melorot habis.
"adit, beli es krim yuk", ajak leha.
"iyah", jawabku.
tapi, leha tidak memberikan kesempatan buat aku yg bayar. setiap kegiatan yg menyangkut kurs rupiah, selalu dia yg bayar. dia seperti ngertiin aku. ngerti, kalau aku ini bukan anak pejabat.
"hari ini kamu lemes banget dit, muka kamu juga pucat", kata leha, "kamu sakit?".
"aku cuma kurang tidur leha", jawbku, "gak usah pikirin itu".
"gak adit. sebaiknya kit pulang aja", tegur leha.
leha terus maksa aku, dan akhirnya, kita pulang.
sesampainya dirumah, aku menidurkan badanku yg lemes. bener kata leha, sebaiknya aku istirahat. mungkin ini gara-gara dua minggu ini aku kurang istirahat.


besoknya, aku menunda buat ngejenguk ayu. aku sakit, aku ngabarin ini ke semua pacar-pacarku. semuanya bilang, mereka mau ngejenguk aku nanti sore. aku bergegas mencegahnya. aku berikan jadwal-jadwal buat ngejengukku.
setiap hari, mereka bergilir ngejengukku. nyuapin aku makan, ngbawain oleh-oleh, dan nemenin aku. mereka datang hampir setiap hari, aku ngerasa seperti dirawat banyak suster. dirawat oleh banyak suster itu sangat menyenangkan.
malam harinya, aku tiduran smbil nonton tv.

aku ada dimana? bukannya ini rumah sakit tempat ayu dirawat. aku ngeliat ayu, dia memegang sebuah pisau yg sangat panjang.dia menusukan pisau tersebut keperutnya berkali-kali.

aku terbangun. tadi aku mimpi. tv msih menyala, aku segera matiin tvnya. badanku keringatan, aku bangun dan minum sedikit air putih.
keesokan paginya, tepat dimana hari ini leha yg ngejengukku. aku pergi aku pergi ketempat ayu dirawat. aku berangkat dengan keadaan lemes dan pusing banget.
aku ngeliat ayu dibangku taman duduk membelakangiku. tapi dia gak sendiri, dia ditemenin seorang wanita disampingnya.
aku menghampiri ayu. pada saat aku menghampiri ayu, seseorang yg menemaninya menoleh kearahku.
leha.
aku sempet bingung harus apa. apa dia tau semuanya?
"kenapa dit?", tanya leha, "dari dulu, aku udah tau semuanya".
aku menundukan kepala. aku tertangkap basah dalam keadaan kering.
"hampir tiap hari aku ngeliat kamu jalan ma cewek yg berbeda adit", kata leha lagi.
"apa kamu gak sadar juga dengan keadaan ayu yg sekarang?"
aku sma sekali gak bisa bilang apa-apa.
"aku tau aku salah", kataku, "aku minta ma'af".
aku berdiri di hadpan ayu. tatapan mata kosong ayu merhatiin aku. mata itu seperti mengatakan, "apa kamu kurang puas dengan keadaanku?".
dengan badan yg lemes dan kepala yg pusing, aku mencoba bertahan agar tidak menjatuhkan diri. kakiku kacau buat nopang badanku.
aku udah gak kuat menahan ini. aku menjatuhkan diri dan mengatakan.
"ayu, aku minta maaf".

Kamis, 04 Juni 2009

masa kelas tiga adalah masa semua murid ingin eksis di mata adek-adek kelasnya. semua murid berlomba-lomba pingin merebut gelar terbaik di bidangnya masing-masing.
orang pintar berlomba-lomba menimba ilmu agar terlihat lebih cerdas dari anak lain. bahkan orang bodohpun,
ya?? orang-orang bodoh. apa yg mereka ributkan untuk diperebutkan?? menjadi yg terbodoh?? gak. gak ada lomba buat orang bodoh. itu terserah mereka. aku bukan panitia lomba orang bodoh. menurutku, gelar kebodoh bisa di bagi rata buat semua orang. (kalo mau).
dan bodohnya adek-adek kelas, mereka selalu kagum melihat tingkah laku kakak-kakak kelasnya. padahal, anak kelas tiga di pandanganku, mereka semua itu "biasa aja". tapi, adek kelas menafsirkannya beda. mereka ngeliatnya, "LUAR BIASA". wew!!
keluarlah dalil-dalil dari mulut si adek kelas.
"si anu keren!!"
"si itu lucu!!"
"si ini ganteng!!", ehmm.. uhuk!
"bla...bla...bla..."
yah.. wajarlah. adek kelas, masih polos.
hanya dengan tiga kata itu, berbunga-bungalah hati si kakak. dan yg aku keselin, si kakak kelas itu gak pernah puas dengan dalil-dalil yg ada.

apa?? ohh.. aku juga kakak kelas ko, kelas tiga.
jadi, buat adek-adek kelas. jangan banyak tingkah di hadapan gue!!. hahaha, becanda. aku beda ko ma anak-anak lain yg suka caper dan pingin mendapatkan pujian dari anak polos. (merendah).
bukan. bukan berarti aku mau merendah buat meninggi. tapi, gak ada yg bisa aku tonjolin. hiks..hiks..
gak perlu ngomong yg berbelit-belit.

kesimpulan I : menaikan harga diri sendiri untuk kepopularitasan hidup. (moto orang pintar). bukan lagi minum tolak angin, udah gak jaman.
kesimpulan II : gak melakukan apa-apa, merasa gak terjadi apa-apa, dan berlagak sok pintar. (moto orang bodoh)

aku gak termasuk dalam dua belah pihak kesimpulan tersebut. aku penengah. setiap petandingan selalu ada wasit, di sanalah aku berada. pertandingan gak akan berlangsung apabila wasit gak ada dan gak niupin peluit bahwa pertandingan berlangsung.
tapi apabila kedua belah pihak tersebut mengancam wasit. wasit lebih akan memilih mati karna kehabisan sperma. eh, sori.. salah. maksudnya, wasit akan memilih kesimpulan kedua. gak melakukan apa-apa, merasa gak terjadi apa-apa, dan berlagak sok pintar. wasit memilih itu karena, gak perlu repot menimba ilmu dan mendapatkan hasil yg gak diduga-duga. toh, adik kelas gak tau apa-apa. bisa aja penonton memilih pihak kedua, tergantung tingkat keberuntungan kita. (kecuali ada anak pintar yg membocorkan).
jadi kesimpulan dari dua kesimpulan tersebut adalah, "sama aja".
terkadang juga orang bodoh gak selamanaya terliahat bodoh dikalangan masyarakat. tapi yg aku tau tentang orang bodoh,
mereka hanya orang bodoh yg meronta-ronta ingin lepas dari sekolah ini. mereka hanya berpkir instant kedepan tanapa memikirkan lubang hitam bin besar apa yg akan mereka injek dan masuk kedalemnya. aku bilang gini bukan karna aku berlagak sok pintar. wasit itu penengah, dan penengah terkadang suka megetahui segalanya.
padahal orang pintar aja,
ehmm.. orang pintar aja bingung dan mikirin apa yg harus mereka lakukan nanti??

Sabtu, 23 Mei 2009

TINGKAT OTAK, KEPOPULERAN LOE

Setiap gue pulang malem, di sepanjang perjalanan, mata gue gak pernah luput melihat yg namanya kemaksiatan.
maksiat, maksiat, dan maksiat..
pemabok, germo, WTS, dan para pemaksiater lainnya. dari semua itu, cuma satu yg gue gak bosen. WTS!!! Oh yeah!! swit...swiiiiw!!
di malam hari, gue bosen banget tuh ngeliat pemaksiat-pemaksiat yg mengabaikan tuhannya. sangking bosennya, mata gue kering ngeliat itu. kalo gak di tikungan, pasti ada di bawah pohon. gue hapal banget seluk beluk tempat mereka. bahkan, buat nyari mereka, gue gak perlu ngebuka mata. cukup nutup mata aja, gue udah bisa nemuin mereka. biarkan langkah gue yg mengarah dan menuju tempat kediaman mereka.
tapi apabila gue ngeliat WTS, mata gue seperti di beri kekuatan lebih. gue udah bisa nebak daleman mereka.
Amazing, menyegarkan!!
kalo gue terus-terusan bercerita tentang WTS, gue bisa ngabisin 4 karton dalam 4 hari, dan lebih gilanya, gue bisa nulis bolak balik..


di pesisir dago, gue berjalan di temani oleh sunyi dan dinginnya malam dago saat itu. saat gue lagi menikmati angin malem, gue ngeliat kotak kardus bekas tv yg di selotipin. kayak barang baru gitu. perlahan-lahan gue mendekati tu kardus, dan perlahan-lahan lagi, gue ngebuka dengan amat sangat ati-ati.
"brebet", selotip gue buka. dan..
Hah?? sesosok wanita muda tanpa busana dalam ke adaaan telanjang tanpa tulang!!! Mayit!!
gak pake basa-basi, yg ginian harus di laporkan segera ke pihak yg berwajib. gue gotong tu mayat plus petinya.
gue berlari ngegotong tu mayat. sambil berlari kencang gue juga berpikir, pasti yg memutilasi ni mayat gak modal banget. sadis tuh, masa di kotak kardus bekas tv sih??
sedikitya di bajuin dong. peduli amat deh.
secepatnya gue harus ngebawa ni mayat ke kantor polisi terdekat. tu yg penting buat sekarang. gue berlari sangat kencang, berlari zig-zag menghindari pohon-pohon. dan hasilnya, berlari max sambil zig-zag itu melelahkan.
gue istrahat bentar di bawah pohon yg cukup besar.
"hoek..hoek..", hah?? suara apaan tuh?? gue mulai merinding.
"beloroh... ciprat.. ciprat..", sekarang suara apalagi?? persendian gue mulai kaku, darah gue membeku di telapak kaki, dan gue gak bisa bergerak.
apa mungkin mayat di kardus hidup lagi? terus muntah, dan suara kedua tadi karena dia mencret??
tercium sesuatu. bau yg gak asing lagi gue cium. pahit-pahit gimana gitu baunya. ni jelas banget, bau alkohol bercampur makanan yg gak sedap. gue mulai mengendus-endus. ternyata bau tersebut bukan dari kardus yg gue bawa sambil zig-zag tadi. gue mencium nara sumber bau tersebut, dan gue liat ke balik pohon.
taraaa,, cilukba!! sekarang gue bertemu seorang lelaki tua. dia tepar, mungkin karna mabok. ahh,, payah, gak kuat ni maboknya.
niat gue cuma mo cari-cari angin doang, eh.. ketemu yang ginian.
tapi, gue sedikit gak percaya ma mayat tanpa tulang ini.
"eng,, kenapa malem-melem gini masih di luar??", tanya gue pada cobok (cowo mabok).
"aahh", jawaban simple yg mengenaskan. kayaknya hal bodoh kalo gue ngobrol ma orang mabok. bodo amat gue nurusin orang mabok. gue angkat lagi kotak kardusnya, setelah beberapa langkah gue ngangkat ni peti mati, ada sesuatu yg ganjil. ni mayat ringan banget. gue berenti sejenak.
gue buka kotak kardus itu lagi buat ngeyakinin mata bolon gue. ternyata itu emang bener sosok wanita tanpa tulang yg bersih banget. buat ngemastiin lagi, gue deketin ma cahaya lampu.
dan ternyata, itu karet!!
lonte karet!!
hahahahahahaha..
gue angkat si lonte karet itu tinggi-tinggi kayak valentino rossi ngangkat piala. I'm winner!!
gue cape-cape lari sambil zig-zag cuma ngebawa yg ginian??
gue lipet lagi tuh lonte rapih-rapih dan gue bawa pulang kerumah.


di rumah, gue terus aja merhatiin tu lonte karet. keliatannya, gimana gitu ya.. palsu-palsu tapi menggairahkan gitu. azeeek!!
gue terus aja merhatiin. merhatiin tu lonte, gue jadi kagum banget ma pencipta karet. kreatif banget.
udah setengah jam gue merhatiin tu karet. 1 jam,satu setengah setengah jam, dan ternyata, muka ni karet familiar banget.
apa lagi matanya. dengan matanya itu, gue bertatapan. tiba-tiba dia ngedip, dia kalah adu mata ma gue. gak deng, becanda.
yg jelas gue terpesona ma sorot indah matanya.
NINGSIH!!
ini mata ningsih!! cuih!! setan!! ini penghinaan terhadap matahari gue. tapi gak papa.
gue mulai kembali berpikir kebelakang. udah beberapa minggu ini gue gak lagi ketemu ma ningsih.
kemana sih dia?? apa dia gak tau, kalo gue disini kangen banget.
dia dengan tiba-tiba dateng, dan dengan tiba-tiba juga menghilang.
emang sih, gue jarang ngobrol kalo ketemu. tapi...


keesokan paginya, gue telat bangun. buka mata, dan langsung bangun ala kungfu. rencananya sih, gue gue mo langsung pasang kuda-kuda tempur dan goyang striptease di depan kaca. tapi sehubung waktu gue mepet banget. gak jadi.
gue melompat dari kasur, berlari ke toilet, cemplungin badan ke bak mandi, ada sekitar 4 menitan, gue loncat lagi keluar air.
persis banget kayak ikan ikan lumba-lumba step.
dalam keadaan telat, gue bisa lebih jorok dari bebek mabok.
make seragam, dan kabuuurr!!
"GERAN!! gak sarapan dulu??", teriak nyokap gue dari kejauhan.
"GAK MAMAH!!", jawab gue yg udah di arab dengan suara lebih lantang. gue tau, nyokap gue disana pasti gak ngedenger jawaban yg gue teriakkan. yg nyokap denger pasti cuma teriakan ala tarzan kanibal doang,"AAAAUUUOOOUUOO", seperti itulah mungkin yg nyokap denger.


gue berlari mengejar bus kota yg bercap damri. gue harus bersusah payah buat naikin tu bus. bersusah payah dahulu, bersenag-senang kemudian.
setelah tangan gue udah bisa mencapai tu pintu bus, gak sengaja gue teriak.
"BERSUSAH PAYAH DAHULU, BERSENANG-SENANG KEMUDIAN", semua orang langsung menoleh ke arah gue. banyak mata yg menyaksikan kebodohan gue. gue bukan mo cari perhatian, tapi gue refleks. muka gue langsung merah. gue malu. andai aja zebra gue gak rusak, mungkin gak bakal terjadi. tapi akibat kejadian eksiden kemarin, semenjak itu, saat itu juga, zebra gue jatuh sakit.
bus penuh banget. mau gak mau, gue harus bergelanjotan. waktu bus belok kiri, badan gue ikut belok, yah.. pokonya, setiap belokan, gue harus bergoyang-goyang.
"kenapa goyang mulu?", tanya kenek di belakang gue.
"peregangan", jawab gue ti'is.

gak beberapa lama kemudian, seorang bapak-bapak berjanggot berdiri dan turun di sebuah perempatan yg banyak tempat sampah.
akhirnya, gue bisa duduk juga. jessss.. nikmat banget bisa duduk.
tapi kenikmatan itu gak beranjak lama dari kehidupan gue. gue seperti mencium sebuah aroma yg ganjil banget di indera penciuman gue. gue melirik ke samping dengan penuh hati-hati. ada seorang bapak-bapak yg cukup tua dengan keadaan yg gak rapih banget. dari ujung rambut ampe ujung kaki gak ada rapihnya. bahkan giginya juga gak rapih, ada jendela disetiap celah giginya. kuning lagi.. hoooeeek. kalo aja bibirnya sedikit aja miring ke kiri, gue yakin, penghasilan tukul bisa di kalahin ma ni bapak.
pantesan aja bapak-bapak tadi turun di deket tempat sampah. mungkin, bapak-bapak tadi langsung muntah waktu turun.
mana jendela kaca ditutup lagi, kan aromanya berputar-putar aja di sekeliling.
"pak, maaf, apa bisa jendela kaca di buka??", tanya gue sedikit kaku.
"iyah bisah ko", beloroh.. kalo aja ada keresek, gue pasti mo muntah saat itu juga. mana logatnya pake hhh lagi. gak nyadar banget.
bapak gembelpun membuka kaca jendela. angin pagi masuk. aroma sedikit demi lenyap. walopun kadang-kadang tercium.
gue pingin secepetnya keluar dari dalam bus neraka ini. disamping ada dajal, gue harus bersabar dengan aroma dajal yg mematikan ini. gak beberapa lama lagi , bus hampir sampe didepan sekolah gue. tinggal beberapa meter lagi gue gue turun dari bus, gue udah gak kuat dengan aroma yg menyiksa.
akhirnya, gue turun dari bus itu. kalo aja gue nunggu beberapa menit lagi buat duduk, gue yakin, gue bakal mati keracunan. gak lucu banget kalo gue mati cuma gara-gara aroma busuk yg menggumpal di lobang hidung gue.


gue berlari ke sekolah, walopun gue udah tau kalo gue itu udah telat. gerbang udah dikunci, satpam udah siap menguliti gue. gue puter haluan lewat samping buat ngehindar dari singa yg akan menerkam gue.
karna di samping sekolah gak ada gerbang masuk, terpaksa gue harus kreatip dikit, bikin gerbang sendiri. gue panjat aja tu pager yg tinggi banget. cukup susah juga buat memanjat pager, tapi dengan keahlian khas gue. gue bisa memanjat juga, dan loncat.
masuk juga..
sekarang gue tinggal menunggu jam pertama beres, dan perlahan-lahan gue masuk kedalem. itulah rencana gue nanti.

bel pelajaran pertama telah usai, sekarang gue mulai bergerak dan opz..
gue ketangkep wali kelas, gue senyum garing buat ngerayu. tapi senyum gue terlalu busuk buat di tampilkan. wali kelas gak suka itu. sebaiknya gue pasrah dan gak usah bertingkah yg aneh-aneh.
tanpa basa-basi gue dibawa kekantor guru. (mission failed).
gue mengekori bu ida, murid-murid lain ngeliatin gue. tapi gue tetep stay cool. seperti gak terjadi apa-apa. mau tau??
hanya ada dua yg di bawa kekantor guru dengan kawalan guru.
murid berprestasi dan satu lagi para oknum yg misinya telah gagal. yg jelas gue udah gak mungkin disangka murid berprestasi penuh dengan keteladanan.

sesampinya diruang guru, gue duduk berhadap-hadapan dengan bu ida. didepan pengelihatan gue, bu ida seperti malaikat penjaga kubur yg siap ngebantai gue kalo gue salah jawab.
"geran, kenapa kamu telat?", tanya bu ida sinis.
"maaf bu, saya kesiangan", jawab gue penuh kprihatinan agar sedikit dikasihani.
"apa kamu tau, kamu udah kelas tiga? ujian sebentar lagi geran, blablablablablablablablabla...bla", bentak bu ida, "mau jadi apa kamu?".
dibagian blablabla tadi, gue gak sempet menangkap. perkataan itu lepas entah kemana.
"jawab geran!!", teuuuuungg.. gue ngahuleung, telinga gue bising kayak kemasukan granat yg udah terlanjur meledak didalem telinga gue. gak tau dari mana dan mengapa, gue langsung bisa melihat masa depan gue. yg jelas, gue gak mungkin ngejawab, kalo gue bakal jadi bisnismen. bu ida pasti gak bakal percaya, dan bakal ngebentak gue lagi. sekarang nasib gue kayak pohon yg di sambar petir. hancur terbelah dua.
"apa kamu tau"
"iya saya tau bu", jawab gue.
"apa yg kamu tau geran? ibu belum selesai ngomong!!", kalo aja di meja ada pensil, gue pingin banget nusuk jantung gue sendiri. dan inipun berakhir. gue reflek ngejawab. sebaiknya gue harus diem aja.
"maaf bu, saya reflek", jelas gue.
"apa kamu tau, anak baru yg dikelas?", tanya bu ida ke gue.
NINGSIH.
"iya bu, saya tau banget", jawab gue, "emang kenapa bu?", tanya gue penuh penasaran.
"APA?? kamu masih nanya?", bu ida terus-terusan menyambar gue. setiap gue ngomong, selalu aja di sembur api naga dari mulutnya. apa yg harus gue lakuin?
"coba kamu ikutin dia, sekarang sekarang dia mengikuti olimpiade fisika", jelas bu ida ke gue.
"hah?, saya gak mungkin mengikuti dia, sayakan belum ada persiapan", kata gue.
"siapa yg nyuruh kamu ikuti ningsih sekarang!! yg ada kamu cuma malu-maluin!", sekarang gue sedih dengan kebodohan gue yg udah menyelimuti dan menemani gue selama ini. kebodohan udah temen seperjuangan yg setia ngancurin gue.
"ningsih itu lebih maju dari kamu!!".
ibu, gue udah tau itu.

gue keluar dari kantor, langkah gue gak teratur, rasanya gue pingin ngejatuhin diri gue dilantai, selain langkah gue yg gak teratur, telinga gue lumpuh, bising banget. apapun yg gue denger, cuma terdenger ngiiiiiing doang. mungkn akibat granat yg menyempil di telinga gue tadi.
hari ini gue cukup sukses nyacatin diri gue sendiri.

di malam hari, gue terus aja merhatiin boneka ningsih ciptaan tukang karet yg kreatip banget. awalnya telanjang dada, tapi sekarang udah gue kasih baju. biar ningsih gak kedinginan.
gue bicara ke ningsih karet seperti orang gila yg habis disodomi hercules.
gue udah cape melakukan kebodohan gue, dan akhirnya, gue tertidur...
tiba-tiba, hp gue berdering, dalam keadaan setengah sadar, gue buka hp. ternyata ada pesan baru.
dari reno. gue tidur lagi.
seperti biasa, di pagi hari, yg dingin ini, setangkup roti, segelas susu, dan beberapa makanan lainnya yg menemani gue.
cpuk, pluk, pluk, aaaamm... habis sudah nasib si roti.
nasib roti ini semalang gue,awal yg menyenankan dan akhir yg menyiksa.
roti yg malang di makan oleh orang yg malang.


gue berjalan ke sekolah penuh dengan keprihatinan.
"hai geran", dari belakang ada seorang wanita yg memanggil gue, gue menoleh seketika. dan sekarang, gue udah siap buat perang ke gaza. gue rela mati demi gaza. mo tau kenapa??
karna, dipagi yg sejuk ini, dimana matahari masih malu-malu buat nongol.
ningsih yg manggil gue.
mudahan, muka gue pagi ini gi koce, adeknya kobe.(kontrol face).
"ningsih?", suara gue, "kamu kemana aja??", tanya gue.
"kenapa? kamu kangen?", ningsih centil.
sumpah!! ini adalah pagi dimana gue seneng banget. kebun bunga mawar lewat, sekarang gue gi menyusuri semua kebun bunga didunia. oh.. indahnya.
"ran, bisa bawa aku?", tanya ningsih.
"hah? kemana??", tanya gue balik.
"bawa aku kemana aja. pokonya, bawa aku sekarang. gak usah banyak nanya, nanti aku jelasin semuanya", jelas ningsih.
gue senyum. dan dengan tingkah laku mafia, gue tarik tangan ningsih dan culik.
gue bawa ningsih ke BCW.
disana gue dan ningsih duduk berdua berhadapan, gue seneng banget. bertahun-tahun lamanya, akhirnya, ketemu lagi.
"hmmm.. kenapa kamu pingin aku ajak mabal??", tanya gue sedikit heran ma anak teladan ini.
"apa ya?? soalnya aku bosen. aku bosen belajar mulu, cuma itu doang sih", jawab ningsih.
"tapi kenapa harus aku? gak ada gitu yg lebih?", tanya gue lagi sedikit tinggi.
"habisnya, dari temen-temen yg aku kenal, kamu aja yg paling beda. ngeyakinin gitu. hihii", jawab ningsih lagi.
gue cukup panjang lebar ngobrol ma ningsih, sampe-sampe mulut ningsih berbusa. gue beranjak dari kursi gue.
"eh, bentar ya. kayaknya gak asik deh kalo ngobrol ga pake minum", gue pergi kesalah satu tempat makanan dan minuman.
"mba, yg ini dua ya"
setelah memesen, gue pergi ke tempat nada minor gue. suasana jadi hening. gue pingin ngeramein suasana, tapi gak tau mo ngomongin apaan. gak beberapa menit kemudian, pesenan gue dateng. suasana sedikit terisi karna minuman.
"makasih ya", kata ningsih.
gue cuma senyum cool doang, jaim gue.
"sruput", sedotan bertenaga kecil yg menghabiskan busa minuman ningsih.
"blep, sruut, cclotak", sedotan gue. udah gak usah ditanya habisnya berapa. udah ketauan ko dari suara sedotannya.
dari hati yg terdalam, gue malu. tapi gue gak sengaja. cos haus banget.
tapi keliatanya, ningsih gak ilfil ma gue. malahan dia senyum-senyum gitu.
ngeliat muka ningsih, gue jadi inget ma karet gue dirumah.
"eh, tau karet ga?", pertanyaan gak pentingpun keluar dari mulut gue.
"ya iayalah aku tau, mang kenapa?", tanya ningsih balik.
"gak. aku cuma suka aja ma karet, bisa digimana-gimanain gitu", jelas gue gak penting. dan hasilnya, ningsih heran. orng blo'on ngerayu, gini jadinya.
beberapa menit kemudian ada mba-mba yg dateng bawa cemilan ke meja gue ma ningsih.
"loh, kamu?", gue heran.
"hehehe..satu sama", ningsih senyum, "gak asik aja kalo ada minuman tapi gak ada makanan".
"makasih", bales gue.
"eh, kira-kira. kalo kita mo pesen semua menu yg ada di buku ini berapa ya harganya?", tanya gue sok mo beli padahal gak.
"kenapa?, kamu mo beli semua? coba deh, sini aku liat".
"ya gaklah, gue mo goyang striptease tanpa busana juga, gak mungkin dong gue bisa bayar".
"650.500", ningsih berkata pelan.
"hah? kamu ngitung?", tanya gue.
"iya, kalo kamu mo beli semua, segitu harganya", jelas ningsih.
gak tau gue anak yg polos ato apa, tapi gue langsung percaya ma omongan ningsih.
padahal, baru aja beberapa detik, tapi ningsih udah bisa ngejawab. cepet banget.otaknya kayak mesin scanning. masukin, teken-teken tombol, dan beres semua. beda jauh ma gue. mungkin, dikepala ningsih terdapat kalkulator.
gue bilang gitu bukan karena gue bego. eits.. enak aja. gue cuma gak sepinter ningsih aja.
dan itu gak penting. yg penting, gue itu adalah satu-satunya oknum yg paling beruntung didunia ini.

hari udah menjelang sore, gue dan ningsih beregegas pulang sebelum sekolah bubar. disepanjang perjalanan gue senyum-senyum girang.
"ran, kamu kenapa?ko dari tadi senyum-seyum mulu?", tanya ningsih heran.
gue cuma ngejawab pake senyum gue dong, ningsih geleng-geleng.
gak kerasa, gue ma ningsih udah nyampe di sekolah.
"ran, itu jemputanku udah dateng, aku duluan ya!", kata ningsih.
"iya, ati-ati", bales gue.
gue ngeliatin ningsih dari belakang penuh dengan kekaguman, gue bener-bener terpesona oleh ningsih.
dan sekarang, gue sendiri lagi.
gue berjalan pulang dengan perasaan yg sangat istimewa. sesampainya dirumah, gue langsung naroh tas dan ngejatuhin diri gue di sofa. hari ini gue cape banget.
"kriiing...kriiing...kriing", tiba-tiba telpon dirumah gue berdering. gue males banget buat ngangkatnya.
"ih, abang. ko gak di angkat sih?", tegur nadine ke gue.
"halo", sapa nadine ke telpon.
"oh, mau ke abang".
"din, bilang aja, abangnya udah tidur", kata gue males ngomong.
"bang, tapi kata temen abang, itu suara abang kedengaeran".
"ngigau", jelas gue singkat.
"ini ma sapa ya?", tanya nadine.
"ningsih?"
"apa din, ningsih?", gue buru-buru ngerebut telpon dari nadine.
"katanya tidur? hhhuuuuuuuuuuu".
"halo, ni geran", sapa gue.
"geran, makasih banget ya buat hari ini".
"tut...tut..tut..", telpon di tutup sebelum gue ngomong sepatah katapun. perlahan gue tutup telponnya. gue bergegas ke nadine. dan tanpa basa-basi, gue culik adek gue sendiri ke kamar gue.
"nadine, ayo ikut abang! nanti abang beliin coklat", nadine ak berdaya dengan sekapan gue.
"hmmm.. apaan sih bang!!", nadine berontak.
"tadi waktu di tepon, ngomong apa aja??", tanya gue.
"gak ngomong apa-apa", jawab nadine.
gue langsung pergi ninggalin nadine.
di ruang tv ada mba wita yg gi asik baca majalah. gue menaroh pantat gue di sebelah mba wita.
"mba, baca apa?? kayaknya rame deh"
"loh?? sejak kapan ni kamu nanya orang baca apa??",jawab mba wita, "tumben".
orang kayak gue emang susah beradaptasi ma orang yg gi baca buku. gue pergi keluar sebelum kalimat mba wita lebih menusuk. pantat yg tadinya nempel di sofa, perlahan gue angkat.
sekarang, gue merenung duduk di teras rumah, merhatiin bulan. bulan malem ini indah banget, terlalu indah buat di liat ma mata gue. kalo aja bulan itu hidup, gue yakin. bulan bakalan gak ada malem ini.
gue celingukan, nyari bintang yg berdekatan. gak ada. kalo ada bintang yg berdekatan, itu gue ma ningsih.. hahaha.. (pede)
sekarang gue celingukan lagi,
"loh??",
sekarang bulannya ilang. kemana bulan??
konyol banget kalo gue main petak umpet ma bulan.
karna udara malem ini dingin banget, seakan nyuruh gue buat ngebakar rumah gue sendiri. tapi itu berakibat fatal buat gue.
gue masuk kekamar, gue tiduran di kasur melukin bantal. (sok imut gue). gembel sok imut.

"huammm"
gue bangun jam enam kurang lima belas menit. permulaan yg cukup baik buat pagi ini.
selesai mandi, sarapan, dan tidak lupa gosok gigi, gue berangkat kesekolah lagi.
gue ngeliat sekolah pagi ini indah banget.
gue duduk dimuka sekolah deket mang gorengan. sambil ngemil gorengan, gue merhatiin mang gorengan yg gi ngebenerin gasnya, dan sesekali menghisap rokok kretek yg diselipin di jari-jari roda ban.
gue ngitung, berapa detik mang gorengan ini gak bisa bernafas kalo gak ada rokoknya. ternyata, hasilnya sangat konstan. mang gorengan selalu menghisap rokok setiap 10 detik. dan gue tau banget, sebelum mang gorengan ngisep rokoknya, pasti si emang bakalan gini. "fiuh..", dan geleng-geleng kepala. mungkin itu sebuah keluhan kecil mang gorengan.
"kenapa mang?", tanya gue.
"duh de, gas rusak", jawabnya sambil geleng-geleng.
mau gak gue tanya, ato ditanya,selalu aja geleng-geleng.
sepuluh detik kemudian, mang gorengan fiuh lagi, geleng-geleng, dan ngisep rokoknya. tapi rokok gak berasap. mang gorengan merhatiin rokoknya heran. mungkin di hati mang gorengan bilang gini,"oi?? ada apa dengan rokokku??".
gak tabung gas, rokok kretek, semua rusak, bahkan kepala mang gorengan juga rusak. karna mang gorengan mendapat problem baru, rokok gak ber api. kepanikan terjadi pada mang gorengan. api rokok mengecil. walhasil, mang gorengan sibuk dan menghisap rokoknya sekuat tenaga. mang gorengan tetep gak putus asa. dengan problema-problema yg melanda.
dalam hati, gue menyemangati mang gorengan.
karna semangat gue, usaha mang gorengan gak sia-sia. api menyala kembali, dan kembali ke problem sebelumnya. tapi hasil tetep geleng-geleng.
gue udah cukup lama merhatiin mang gorengan dan membaw mala petaka buat si emang, lebih baik gue masuk ke kelas.


di awal pelajaran, ningsih secara tumben-tumbenan di suruh maju ke depan kelas. gue gak tau, sebenernya apa yg terjadi.
"temen kita ningsih, hari ini ulang tahun", hah?? apa?? gue gak tau kalo hari ini ningsih ulang tahun. gue gak nyiapin apa-apa buat ningsih.
"mari kita doakan, agar semua harapan ningsih bisa tercapai", jelas pak narto. setelah selesai berdoa dan menyanyikan lagu happy-happy ada beberapa anak yg maju buat ngasih kado. gue iri dan gak bisa ngasih apa-apa, bahakan sampe belpun gue gak bisa ngasih apa-apa.
tiba-tiba, gue berdiri dan berteriak.
"semuanya, jangan keluar dulu. ada sesuatu yg mo gue tampilin ke ningsih". anak-anak jelas heran ngeliat tingkah gue. dan tanpa persiapan, gue

Senin, 16 Maret 2009

pedagang ikan = guru = pedagang ikan

gue?? gue cuma pelajar. plajar yg tiap harinya selalu akting. gue ngaku, gue sadar, gue itu disekolahnya cuma akting. mau blajarlah, mau sukseslah, mau punya pendidikanlah. tapi kenyataannya semua itu omong kosong blaka doang.

contohnya, pernah di suatu waktu gue merhatiin guru gue ngajar fisika. namanya Rita, gue dan seluruh murid-murid di sekolahan biasa manggil Rit, jelasnya BuRit.
sewaktu ngajar, gue ngerasa, diantara gue dan BuRit itu seperti di pisahkan oleh kaca. kaca yg tebel banget. ibaratnya, BuRit itu sebagai pedagang ikan yg seksi, sedangkan gue itu sebagai ikan sekarat yg gak bisa hidup di air.
BuRit nerangin, gue mangap, BuRit nerangin, gue mangap, BuRit nerangin, gue mangap. gue bosen mangap-mangap mulu.gue mencoba menghilangkan rasa bosen itu.gue mencari sesuatu yg aneh. itulah cara gue.

ada beberapa cara yg sering gue lakuin dalam ke adaan seperti ini.
caranya sih gampang banget, gmana cara loe mencoba aja.
pertama,
apabila guru tersebut cewek terus seksi, mencobalah untuk berkhayal. terserah loe mo berkhayal apa. tapi kalo guru tersebut mendet, loe bayangin ja babi lagi nungging. dan apabila guru tersebut cowok, bayangin tu guru ngajar tanpa celana.tarsan versi ular akan bergelantungan di sana.
itulah cara gue.

BuRit masih nerangin, waktu masih setengah jam lagi sampai waktu bener-bener abis. setengah jam itu bisa menjadi 3 kali lipatnya kalau dalam keadaan seperti ini.
1... 2.... 3....
gue mencoba berkhayal.
gue ngerasa duduk paling depan, pas banget di depan meja guru, BuRit udah gak ngajar lagi, dia sedang dalam ke adaan duduk di mejanya.
gue ngobrol sama BuRit, bibirnya yg tipis itu kalo udah di ajak ngobrol, gak cocok banget buat ngajar. gue punya ide yg lebih baik dari itu.

"bu, bibirmu yg tipis itu gak cocok banget buat ngajar, saya punya ide yg lebih baik.", mungkin seperti itulah dialog gue.
"apa geran? apa yg lebih cocok dari itu?", dan inilah dialog balesan dari sang calon korban.
"mendekatlah, mendekatlah..", itulah rayuan tersimple yg pernah ada. rayuan dari sang penakluk alam.
buritpun mendekat, dan..

"TEEEEEEEEEEEEETT!!!"
akhirnya, terompet tahun barupun berdendang dan menyelamatkan nyawa korban.
setengah jam yg gak kerasa banget. apa kata gue? benerkan? waktu terasa cepat dengan adanya tips dari gue.

waktu untuk berbaurpun tiba, sedek-sedekan, rebutan, mesen, nyolong, penipuan, kriminal, nyari kesempatan, apa aja deh.. pokonya itulah keadaan kantin gue.
"ger, baru keluar loe?", reno nyapa.
"biasalah... BuRit", jawab gue enteng.
"HAH? ada apa dengan permaisuriku?", tanya reno.
"permaisuri idung loe rata".
rheno cemberut.
"ren, gak jajan loe?", tanya gue.
"gue bokek ger, jajanin dong!", jawab reno.
"ah elo, jaman gini masih bayar", jelas gue.

itulah gue,
gue gak pernah mau bayar dalam keadaan apapun. gue konsumen yg menyenangkan.
sangking menyenangkannya, hidup gue gak berarti banget di hadapan masyarakat.
gue masuk dan berbaur ke dalam kantin. beberapa menit kemudian gue udah keluar lagi.
"ger, loe cepet banget aksinya?", puji reno.
"aksi palelo!", jawab gue.
"hosh.. hosh.. hosh..", gue ngos-ngosan.
"loe knpa ger?,ngos-ngosan gitu?", tanya reno lagi.
"udah, gak usah di bahas!, cari target baru.!",perintah gue tegas.

gue ma reno persis banget ma teroris yg mau ngobrak-abrik dunia.
lebay banget gue.
waktu gue lagi nyari objek siksaan, gue seperti tertarik buat ngeliat kebelakang. ada apa di belakang gue?
gue mencoba melihat ke belakang, dooor!! ternyata, ada satu anak monyet yg harus di lempar ke dalam dunia gaib gue.
"ren, liat tuh kebelakang!", bisik gue ke reno.
"mana?", jawabnya idiot.
"lu makin hari, makin idiot aja ya?", gue kesel ni.
"oh, gue tau.", reno mulai ngerti.
"sikat!"perintah gue.
renopun mulai melakukan aksi introgasi.biasalah,majek gitu.
dunia gue cukup sesat.

"TEEEEEEEEEEEEEEETT!!"
akh, ternyata bel menuntaskan kegiatan yg menyenangkan dan menyelamatkan nyawa calon korban.
"maaf ya kak, aku harus masuk kelas", jelasnya sambil merinding, dan tanpa komando dari sang raja hutanpun ngibrit. hilanglah dia.
ok! masih ada hari esok.
tenang ja.

gue harus kembali ke dalem kelas yg terkutuk itu. males gue. gimana kalo gue kabur aja ya? ide yg cukup baik.
ya ampun!
gue baru inget, gue baru aja kena sanksi harus hadir di kelas tiap hari. kalo gak? gue kena do. mati aja. bisa mati jantungan nyokap gue.
gue urungkan niat setan tersebut.
gue harus masuk.

di kelas, gue harus ngedenger guru gue ngebacot gak jelas.buat gue gak jelas.
tapi buat seisi kaum di kelas yg udah terhipnotis sama tu guru, itu sangat berarti banget. gue juga gak tau,emang apa sih bedanya gue sama anak laen? kita sama-sama manusia yg makan nasi, gue gak makan batu kerikil atau upil adek gue. gue sama persisi kayak mereka.
gue juga bernafas, butuh kasih sayang, butuh cinta, tapi belum ada orang yg cinta ke gue,kecuali bokap ma nyokap gue. mungkin cuma itu bedanya gue sama yg laen.

kalau di pikir- pikir, siapa jodoh gue nanti? apa dia manusia? apa dia sayang sama gue nanti? gue baru kepikiran itu sekarang.
apa gue harus nyari cewek? kayak romeo dan juliet, mereka saling menyayangi.atau mungkin kayak reno ma bule, mereka juga saling cinta.
apa mulai sekarang gue harus nyari pendamping yg bener-bener sayang ke gue? oh tidak! gue gak mau jadi korban cinta.

di depan ada pedagang ikan sialan. gue cuekin aja tu pedagang.biarin dia ngebacot sesukanya, yg penting gue gak denger, gue gak mau terhipnotis ma tu guru. gue gak mau kayak anak laen, nganguk-nganguk gak jelas.
gak terasa waktu sudah berlalu 1 setengah jam.
selama 1 setengah jam gue udah hampir mati. mata gue emang ke guru. tapi otak gue? otak gue ada di pantai, on the beach, lagi cuci mata ngeliat indahnya wanita bali , atau mungkin surving.

gue ada di mana?

kenapa semua terlihat gelap?
itu siapa?
siapa yg tidur di situ?
gue coba ngedeket,sapa tau aja cewek, sapa tau aja paris hilton. tanpa aba-aba, pasti bakal gue terjang.
"hy,kamu siapa?"
"kenapa tidur di lantai?"
"emang kamu gak kedinginan?"
"ini kenapa ya gelap banget?emang lampunya kemana?"
semua pertanyaan gue sama sekali gak di jawab. apa dia mati?
gue coba ngegoyang-goyangin badanya,ada apa sama dia?
gue buka kain yg nutupin mukanya,
"HAH??"
gue kaget setelah ngbuka kain di mukanya.
nyokap gue.
nyokap gue ngapain tidur di lantai?
"mah,mamah ngapain?bangun mah,jangan tidur di sini."
nyokap gue sama sekali gak bergerak.gue butuh aer buat menciratkan ke mua nyokap gue. tiba-tiba aernya udah sedia. gue kaget, apa yg gue butuhin sudah tersedia. gue ngerasa mirip banget kayak film jin dan jun. jun butuh sesuatu,langsung "triing" di sediakan oleh jinnya. gue cipratin aer ke muka nyokap gue sambil ngebangunin.
"mah,mah,bangun,bangun mah,bangun...bang....",nyokap gue sama sekali gak ngedenger gue.kenapa? ada apa sama nyokap gue?

"MMMMMMMMMMMMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA............
TTTTTTTTTTTTOOOOOOOOLLLOONNNGGG!!!!!!!!!"
tiba-tiba gue udah di kelas lagi.
semua orang ngeliat ke gue.
"hwaaaahahahahahahahhaahahha",semua serentak ngakak ke gue.ternyata gue tertidur.gila.
gue malu banget.
tapi syukur deh,ternyata cuma mimpi doank.
"geran,sekarang kamu ke toilet dan cuci muka kamu!!",perintah guru gue.
"iy,pak",jawab gue.
"Cepat!!!"pak War ngebentak gue.
gue ngibrit.

di toilet, gue ngaca.malu abis gue.
tapi, mimpi gue barusan nyeremin banget, takut gue, jadi kangen nyokap ni. pingin cepet-cepet pulang.
"kletek.... jres...",gue nyalain keran aer, terus gue cuci muka.
eh,kalo di sidik-sidik,muka gue ganteng juga. gak jelek-jelek amat.
udah lupain, gue mo masuk kelas lagi ni.

suasana kelas sepi lagi. bosen gue ngeliat sepinya kelas. orang-orang emang banyak, tapi isinya pada gak punya mulut semua.
"geran,kalau kamu tidur lagi, kamu berdiri di depan nemenin bapak ngajar!",ancem pak war tegas.
"iya pak!",jawab gue lebih tegas.
pak war mulai ngebacot lagi. ngedenger suaranya bikin gue ngantuk. tapi kalo gue tidur, gue bisa di suruh berdiri di depan. ogah gue.

"ting..tong.."
akhirnya bel pulangpun berdendang juga.haha..
gue langsung aja beresin buku tanpa perintah, terus cabut.
waktu gue buka pintu dan keluar, gue ga sengaja nubruk seseorang.
"tep",begitulah kira-kira bunyinya.
gue terpental dua mter, sedangkan dia terpental ke lantai dua.(gak deh,lebay).
gue gak apa-apa, orang yg gue tabrak juga gak papa ko. gue liat, tenyata yg gue tubruk itu cewek. tapi gue gak kenal,cos dia gi sibuk buku-buku yg berserakan.(ya iyalah gak kenal).
serentak gue ngebantuin itu cewek ngeberesin bukunya.
"eh,sori ya..gue gak sengaja,gak ngeliat, buru-buru", maaf gue.
tapi itu cewek gak peduli ma gue, sibuk aja ma buku-bukunya.gue ganteng gini di kacangin.
"loe gak apa-apakan?",tanya gue lagi.
tapi gue di kacangin lagi.

setelah buku-buku yg di berserakan sudah rapi kembali, dia pun menggoyangkan rambutnya yg menutupin matanya,persis model iklan sampo.
"weees"
terlihatlah parasnya..
gue mencoba mengenali,se inget gue, gak ada cewek kaya dia di sekolah ini.di begitu cantik,matanya elok,kulitnya juga putih...ngeliat dia,gue seperti di hipnotis.gue terpesona.
"eh, gak apa-apa kok,tadi aku juga lagi buru-buru.sori ya."
"APA??",dia ngomong ke gue, ngejawab gue.
"eh, sori, gue kaget.",ralat gue.
"aku gak apa-apa kok.",dia ngomong lagi sambil tersenyum.
senyumnya? senyumnya sangat indah.gue ngerasa sempet ada di dunia khayal gue. gue berada di kapal titanic, dan gue berssama cewek itu. persis seperti leonardo & rose sedang berfose di depan kapal titanic.
gue fly, seperti om bob marley ngisep ganjanya.

gue sadar belum tau nama tu cewek, gue harus nanya,sekejap gue kembali ke dunia nyata gue.
"tring"
tapi, gadis itu telah hilang. cepet banget ilangnya, dia kayak ninja hatori, bergerak cepat dan menggunakan bom asapnya, ilang deh.
"hmmmm",wangi tubuhnya belum ilang dari indera penciuman gue. gue masih merasakannya. aroma kedamaian yg menenangkan jiwa.

di sepangjang perjalanan pulang, gue ngerasa tenang dan damai,yah walaupun ada sedikit kekesalan.gue belum tau namanya.
gue penasaran sama wanita dari surga yg diturunkan buat gue itu.
gue yakin, itu cewek buat gue, dia di ciptakan oleh tuhan untuk mendampingi hidup gue. seperti sang hawa yg diciptakan untuk menemani sang adam di surga.

di dalem bus, gue seperti menunggangi kuda putih, gue seorang pangeran yg pulang dari medan pertempuran membawa kemenangan.
gue ngerasa jadi astronot yg pergi ke bulan membawa tabung oksigen, gue bisa bernafas di bulan.
gue ngerasa gue juga lupa satu hal,Reno.gue gak ketemu dia tadi.tapi bodo amat.
gue juga lupa satu hal lagi.
motor gue ktinggalan!!
ANJRIIIT

sekarang, hidup gue ini romantic. hidup gue bagai sebuah lagu. kalo di ibaratkan, gue ini sebuah kaset yg terus berputar sampe akhir hayat gue.
sedangkan dia, dia adalah nada. nada minor yg menghiasi nada mayor di hidup gue.tanpa dia, hidup gue monoton, berputar tapi gitu-gitu aja.
contohnya gini,kalo di lagu gue ada kata-kata,
"aku ngaku, aku cinta kamu",jadinya bakal gini.
"aku...ngak...ngak..ngak..uu..u..",itu sama aja kayak simpanse ngobrol ma tarzan. enak aja hidup gue di sama-samain ma simpanse.
yg gue mau, hidup gue kayak taomingse.salah satu dari anggota F4. keras tapi romantis.
so sweet..

oia,,
gue lupa..
gue kangen sama nyokap gue. gue coba nengok ke kemar nyokap gue, ternyata nyokap gue lagi tidur.tapi gak sama kayak di mimpi gue, nyokap tidur ngorok.
gue mulai tenang.
sekarang gue gi clingukan nyari adek kakak gue. perasaan, seharian ini gue gak ngeliat, paling tadi pagi doang.
sebelum sodara-sodara gue pada pulang, gue mo ngenalin dulu mereka ke kalian-kalian. gue itu tiga bersodara. gue punya kakak cewek, namanya wita.gue biasa manggil mba wita. mba wita udah kerja. sedangkan adek gue, adek gue juga cewek. namanya nadine,sekarang duduk di kelas 4 sd.
mereka semua manusia kok, pada lucu lagi.
sedang gue, gue itu anak cowo sendiri, paling ganteng dari semua sodara-sodara gue.

malem ini, gelap banget. eh, sori. ralat. maksudnya bintang pada gak ada,cuma satu bintang yg ngiasin awan malem ini. kayaknya mendung, mau ujan.
tapi gue gak peduli.
sambil ngeliat awan hitam, ge ngelamun nada minor gue. hidup gue itu, persis banget sama gelapnya awan malem ini.
tapi bedanya, gue di terangin sebuah lilin yg beragam warnanya. beda ma awan, awan cuma satu, tapi gak beragam.
apa ini yg di rasakan juga oleh romeo dan juliet? apa ini bener cinta?
ternyata cinta itu indah, lebih indah dari kebun bunga mawar. dialah cinta pertama gue, my first love.

"huaam", gue nguap.
gak kerasa malem udah larut, mata gue udah mulai melemah, gue ngantuk, pingin tidur.
gue pun masuk ke dalem.
di ruang keluarga, bersemayam keluarga gue. mereka gi nonton tv.
gue langsung aja masuk kamar.
masuk ke selimut..
dan..
tidur..

pagi ini, gue bangun ebih cepat dari biasanya. gue gak tau ini pengaruh cinta ato laen. yg jelas, gue bisa sarapan, dan nyantei dulu di rumah.
ternyata, air pagi itu lebih dingin dari yg gue bayangin. gue nyesel mandi. habis mandi, gue langsung pake seragam, dan duduk di meja makan. karna ketidak biasaan gue mandi pagi-pagi, bibir gue langsung biru, pembuluh darah di idung gue juga pecah. itu menandakan, suhu aer di rumah gue mines 3 derajat celcius.
gak deh, gue lebay.

"din,ambilin roti dong.",perintah gue ke nadine.
"eh,kakak udah bangun.tumben",sindir nadine.
tumben? kata-kata itu seperti menghina gue banget. gue gak rela. tapi emang bener juga sih, biasanya gue bangun harus di siram ma bensin dulu, terus di bakar, baru gue bisa bangun. gak deh, canda.
"mba wita kemana?",tanya gue.
"mba tadi udah bangun, gak tau deh sekarang?",jawab nadine.
"oh",gue mangap oh doang.
"papah mamah kemana din?",tanya gie lagi.
"tadi baru aja keluar,joging gitu.",jawab nadine lagi.
"oh",gue mangap lagi.
lagi, lagi, lagi, dan lagi.
gak kerasa 3 lembar roti udah abis ge lahap, gue anak yg sehat. makanya kalo gue makan itu banyak.
gue nambah, tapi selai udah abis. jadi gue pake oli motor gue sebagai gantinya selai roti.
haha..lucu gembel.
ya gak lah,karna selai abis, gue cemplungin aja rotinya ke gelas susu gue.
plung..plung..
pas gue angkat rotinya, rotinya tinggal setengah.loh? ko bisa? gue heran. gue perhatiin segelas susu gue, persis banget kayak orang autis yg baru kenal ma susu.
apa mungkin di gelas susu gue terdapat ikan piranha yg sedang ke laparan? tapi itu gak mungkin. nyokap gue gak mungkin melihara ikan piranha di gelas susu gue.
ternyata, roti itu termasuk makanan yg lemah. roti patah dan trtiggal di gelas susu.

mba wita dateng, dan langsung duduk di depan gue.mukanya tampak bete. dengan lagak sok madam, gue sok tau. pasti mba wita gi ada problem sama aram.
apa kalian tau aram?
aram itu kayu yg sudah di bakar. itu arang bego.
aram itu pacarnya mba wita. mereka udah jadian 1 setengah taon. waktu yg cukup lama. tapi gue mo ngeyakinin dulu sebelum bertindak.
"mba,ko kliatannya bt?kenapa?",tanya gue.
tapi pertanyaan gue gak di jawab, gue yakin, kalo gak di jawab gini. berarti emang gi ada masalah sama aram.

ngomongin soal kekasih, gue inget sesuatu. nada minor gue. dia adalah calon kekasih gue di masa mendatang nanti. tapi gimana dengan prinsip gue yg gak mau jadi korban cinta? tentang itu, jangan di bahas dulu biarkan waktu yg menjawab.
apa lilin penerang gue lagi sarapan kayak gue? atau munkin belum? gue khawatir.gue takut dia kelaperan di sekolah nanti. andai aja gue tau nomer hpnya, pasti gue bakal ngingetin dia. gue perhatian bangetan?
ternyata d balik kerasnya, jahatnya, gilanya, dan arogannya sifat gue. gue menyimpan sebuah peti. yg jelas bukan peti mati. tapi peti harta karun.
tentang ini gue gak mau cerita-cerita dulu ke orang-orang, biarkan gue menyimpan ini sendiri dulu.

"mba,mau bareng?",tawar gue.
"iya",jawab mba wita jutek.
biarkan gue di jutekin,nanti juga normal lagi.
"kak, mba, nadine berangkat duluan."kata nadine. nadine pun berangkat sekolah.
nadine itu cewek yg hebat, dia berangkat sekolah gak pernah di anterin ato di jemput. dia lebih suka berangkat sendiri naek sepedanya.
gue yakin, nadine akal sukses nantinya, gimana suksesnya kakak-kakanya.
"ran, kita juga berangkat."ajak mba wita.
"sip".
gue dan mba itapun berangkat.

udara pagi di luar begitu dingin, gue ngegigil, dingin banget.
kasian banget zebra gue, dia pasti juga merasakan hal yg sama.
zebra itu motor gue, bekjul yg di cet persis mirip zebra. unik dan lucu deh pokonya.
selesai gue nganterin mba wita, gue geber ke sekolah, gue kangen dan penasaran sama nada minor gue.

akhirnya, gue sampai di lokasi dengan selamat.
parkirin dan cabuut. tapi setelah gue markirin, tiba-tiba ada sebuah mobil BMW berenti pas di depan gue. pas banget.
ckkiiiit.
remnya pakem deh kayaknya. mobil BMW itu adalah cita-cita gue yg gak kesampean. gue pingin banget bisa ngendarain BMW. secara BMW gi tu loh!
keluarlah sesosok wanita berambut panjang dari dalemnya. gue terpukau ngeliatnya, dialah pemilik mobil itu. nada minor gue. gue kembali ke dalam dunia khayal gue.
belum gue masuk ke dunia khayal gue, dia udah menarik gue ke dunia nyata.
"hai, orang yg kemarenya? sori ya kemaren aku langsung pergi. buru-buru banget"
"HAH?!",gue kaget, dia inget gue.
"eh sori, gue kaget. hehehe.",ralat gue.
kalo boleh tau, nama kamu siapa ya? ko baru keliatan?",tanya gue sambil ngajak kenalan.

"TEEEEET"
ternyata, terompet kesialan berdendang lebih cepat dari yg gue bayangin. dan itupun sekaligus menghancurkan semua. kalo ada waktu yg tepat, bakal gue ledakin tu bel. tunggu aja.
"eh, nanti aja kita omongin lagi. aku anak baru disinitakut telat,dah!",nada minor guepun pergi. gue cuma nganguk sambil senyum. gue sakit ati.
tapi biarlah, waktu masih panjang, ini masaih permulaan. yg jelas gue udah tau sedikit tentng dia. dia disini msih baru, belum tau apa-apa. sebelum dia tau, gue harus mendahului.

di kelas, gue masih mengingatnya, ini adalah awal hidup baru gue. terus gue juga salut sama tu cewek, bukan hanya paras, tapi dalam segi ekonomi juga, dia memadai.
pak juned masuk kelas, beliau adalah guru matematika. pagi-pagi di dalam kelas, gue harus belajar matematika?
gak banget!
gue gak mau susah, gue gak mau pusing.
"selamat pagi anak-anak",pak juned ngasih salam.
"PAGI PAK!",jawab anak-anak lantang.
pastinya gue gak termasuk dalam anak-anak itu.
"hari ini, bapak aka memperkenalkan kalian dengan siswa baru dikelas ini, bapak harap kalian bisa berbaur dengan dia".
"HAH?",anak baru? gue yakin itu pasti nada minor gue. dengan sifat gue yg brutal, gue langsung aja nendang bima dari tempat duduk gue. biar kesannya kosong.
tapi disini ada 2 tempat yg kosong. paling depan sama paling belakang,paling kotor sama paling bersih. yg jelas tempat gue pasti ga bakal bersih.
semua tenang, dia gak mungkin duduk paling depan. di depan itu membosankan, gak bebas.

"ayo masuk dan perkenalkan diri kamu."perintah pak juned.
3..2...1..
tara..
ternyata bener, itu adalah nada minor gue.
"nama saya ningsih, biasa di panggil sih ato ning."
HAh? katrok banget namanya,"NINGSIH".
kuning dan bersih, kuning itu kan larut, larut itu..
setau gue gak ada larut yg bersih.

sekarang adalah masa-masa pemilihan. apa dia bareng pangerannya ato mungkin duduk di depan?
gue bersikap semanis mungkin. dan...
"Jreng"
dia memilih di depan.
gue sakit hati atas kejadian ini. gue yakin, pasti bayu tersenyum lebar duduk di sebelahnya.
liat aja, senyumnya bakal gue musnahin dan lenyapkan tanpa jasad dari muka bumi ini.
yah,,
seenggaknya gue bisa lebih mudah ketemu, dan kelas ini bukan lagi kelas yg terkutuk. tapi kelas yg wangi..
wangi kedamaian.

berada di kelas yg wangi itu amat sangat menyenangkan. walaupun ada satu hal yg yg gak menyenangkan. peadang ikan. pedagang ikan itu emang sangat membosankan, dia terus ngebacot buat ngenaikin harga harga ikan-ikannya. emang sih itu bagus. membosankan ya tetep aja membosankan.
itu masih normal ajakan? semua manusia yg ada di bumi ini pasti gak akan suka sama hal yg namanya membosankan. monyet berpantat merah yg selalu terlihat bahagiapun gak suka ug namanya membosankan.
apa lagi gue yg manusia ini?

ningsih, wanita berparas elok yg kaya raya. dia begitu serius merhatiin pedagang ikan. apa dia juga udah terhipnotis oleh pedagang itu?
gue gak nyangka, dia secepat itu terhipnotisnya. kenapa dia gak gak du2k di sebelah gue aja? kalo aja dia duduk di sebelah gue, pasti ini semua gak bakal terjadi. dia sudah melakukan tindakan fatal yg merugikan dirinya sendiri. tapi gue yakin, dia gak mungkin terus-terusan terhipnotis. menurut gue, dia itu wanita yg mempunyai sikap kesadaran yg cukup tinggi. kalaupun dia gak sadar, gue sendiri yg bakal meyadarkan dia, sekalipun nyawa taruhannya. gue rela mati demi kebebasan ikan-ikan di dunia ini.

di sa'at gue sedang merhati'in ningsih, gue ngerasa ada sepasang mata yg merhati'in gue dari samping. yg jelas itu bukan pedagang ikan. pedagang ikan jelas ada di depan. kecuali kalo pedagang ikan sejenis dengan kuman, dia pasti bisa ngebelah diri. tapi itu gak mungkin banget. jadi siapa yg merhati'in gue?

gejolak ini terlalu kuat. batin gue terasa di injek-injek. gue mulai ngerasa risih, kerisihan itupun berubah menjadi kegelisahan.
makhluk apakah yg menggangguku?
karna gue udah gak tahan dengan mata itu, gue pun memutar kepala 90 derajat. tempat di mana letak kordinat mata tersebut.
ha..ha.. udah lupain, gak perlu di bahas. cuma seekor onta betina. biarin aja di merhati'in gue sepuasnya. beres ini tu mata gak bkal lagi bisa ngeliat cahaya. dia gak penting ada di dunia ini.

satu jam berlalu, tapi tu onta masih ja merhati'in gue.
loe semua udah pernah ngerasain gelisah plus risih 1 jam di perhati'in onta birahi? kalo loe belum pernah, satu hal yg bakal loe lakuin.
ngunyah geranat kayak ngunyah permen karet.
kayaknya ini emang perlu di bahas, yg jelas gue gak tau apa-apa tentang ini. setau gue, ini gak pernah terjadi sebelum-sebelumnya. sebenernya, nama asli tu cewek buka onta. tapi santi. brrrr..
mukanya persisi banget ma onta betina yg baru lahir secara paksa. persis banget banget. jadi kesimpulan kenapa dia gue panggil onta itu karna mukanya.
setelah ngebahas ini, dia udah gak merhati'in gue lagi. oh.. gue tau, dia juga pingin eksis di sini.haha.. onta, onta..

ningsih, ternyata gak cuma sepasang mata gue yg merhati'in dia. hampir seisi kelas merhati'in dia. dia bagaikan penyihir yg menghipnotis kelas gue. tapi dia bukan pedagang ikan. dia seorang bidadari. bidadari juga mempunyai ilmu sihir. dan yg pasti, ilmu sihir bidadari itu lebih tinggi dari pedagang ikan.
contohnya udah terbukti banget, dia baru aja masuk kelas. tapi udah menghipnotis semua. sedangkan pedagang ikan udah lama banget menggurui itu.
yg gue heranin, kenapa dia sama sekali gak ngeliat ke gue? padahal gue ma diakan ebih deket dari yg laen.
apa dia gak sadar akan kehadiran gue disini?
kalo dia gak sadar, gue bakal menyadarkan dia.
gue coba nyari ide.
tralala.. dapet deh.
gue nyari secarik kertas, tapi gue sama sekai gak punya kertas. gue nyoba nyodok-nyodok kolong meja. gue mendapatkan sesuatu. bungkus nasi kuning gue yg kemaren. tampaknya ini bisa di pakai.
pulpen sudah ada, dan wadhnyapun tersedia.
sekarang gue mo nulis apa'an buat nyadarin nada minor gue?

gak perlu pake kaca pembesar, modus muka idiot gue sangat terlihat jelas. gue gak cuma bego dalam menjawab pertanyaan dari guru, tapi gue juga idiot dalam rayu-merayu. gue menjadi orang yg hebat hanya di dalam dunia khayal gue. di sana, guelah rajanya.
terlintas sedikit ide kecil dipikiran gue. gue pun mulai menuli. tapi de tersebut terlalu cepat melintas, otak gue gak sempet nikam ide tersebut. hilanglah ide itu.

karna otak gue yg terlalu lemah ini, gue sama sekali belum pernah ngedapetin nilai terbaik. rekor terbaik yg pernah gue capai hanya mendapat nilai 3. dulu, waktu bokap gue ngajarin gue gue ngitung, angka 3 itu amat sangat susah gue inget. gue yakin, saat itu bokap udah bisa nerawang masa depan gue.
tapi sa'at ini, angka 3 itu adalah angka yg mutlak banget gue inget. dan akhirnya, tanpa gue sadari. itu menjadi angka favorit gue. menurut gue, angka 3 itu menggambarkan seeokor burung yg terbang jauh di atas gunung, gue pingin seperti burung yg terbang melewati gunung. dan angka 3 itu juga bisa melambangkan kepinteran. SMAN 3 bandung contohnya, gue yakin, orang-orang yg ada di SMAN 3 itu pasti orang-orang yg cerdas. tapi, kenyataan yg ada, angka 3 3 itu adalah ranjau buat gue, mala petaka buat gue, dan titik kematian buat gue.
temen sekelas gue pernah bilang, karna ke idiotan gue, mending gue gak usah sekolah aja. buang-buang duit. gue emang ditakdirin lahir dalam ke ada'an orang yg idiot.

gue udah pernah mencoba merubah takdir tersebut, gue terus merhatiin pedagang ikan. tapi hasilnya nihil. yg ada gue munta di kamar mandi.
dan hasil dokter mengatakan, kepinterang itu nihil adanya di otak gue.
bahkan temen gue juga ada yg pernah bilang."kalo kepala loe di belah, gue yakin pasti isinya cuma ada majalah porno yg membusuk dan tertutup ma sarang laba-laba", adit namanya.
dia bilang gitu ke gue. gue gak terima tentang itu. dan akhirnya, beliau mati mengenaskan.
sejak kejadian itu, semua isi sekolah gue adalah milik gue.

sepulang sekolah ini, gue gak langsung pulang. rencananya, gue mau ngajakin ningsih maen dulu. yah.. bisa di bilang, pendekatan gitu..
"sih, kamu ada acara ga?", tanya gue.
"emang ada gitu?", jawabnya.
"hmm.. aku mau ngajak kamu maen, itung-itung silaturahmi gitu.", jelas gue.
"duh", mendengar kata-kata, "duh", itu udah terjawab semua.
"duh, tapi jemputanku udah ngejemput. lain kali aja kali ya.", door!! tolaknya. bukan, dia gak nolak. di hati kecilnya gue yakin, dia pasti mau gue ajak jalan, cuma masalah waktu aja.
"oh", gue oh doang.
"ya udah kalo gitu", kata gue.

gue bukan lagi ksatria yg pulang menaiki kuda putih membawa kemenangan. tapi, gue kalah. kalah di medan perang. gue berjalan melewati lorong perlahan-lahan. gue takut jatuh. gue jalan persis orang mabok.
di parkiran, gue ngeliat BMW jemputannya. mobil itu begitu mengkilau. sangking mengkilaunya , mungkin gue bisa gaca di ban BMW. begitu istimewanya mobil itu.
muncul sesosok pria yg persis banget tampannya kayak gue dari mobil itu.
dia siapa? di pikiran gue, dia itu pasti kakaknya. pasti kakaknya. gue yakin, yakin banget. gue terlalu yakin, hingga gue pun berani nyamperin lelaki tersebut. calon kakak mertua harus di layani dengan istimewa. tapi sebelum gue memperlakukan dengan istimewa, gue mau nunjukin pliharaan kesayangan gue. zebra. gue langsung cabut ke zebra. gue mau narik perhatiannya dengan menstndingkan zebra gue.
inilah aksi zebra.
"brmmm.. hiat!",
GUBRAK!! itu jelas banget suara logam yg menghantam aspal. siapa lagi kalo bukan gue. gue terjatuh, tangan gue sakit naget. kayaknya patah.
terlihat samar-samar banyak orang. gue gak cuma menarik satu perhatian, tapi gue menarik semua perhatian orang-orang ke gue.
kepala gue pusing, pandangan gue semakin pudar.

#######

mata gue sedikit demi sedikit mulai terbuka, gue ada di mana?
nadine? ada adek gue.
"maa... paa..., kak geran udah bangun!!", teriak nadune. nadine gak hanya memanggil bokap ma nyokap gue. tapi dia juga memanggil jiwa gue yg setengah sadar.
"mama, papah??, geran ada dimana?", tanya gue imut. ke imutan gue persis banget kayak balita yg baru belajar maggil orang tuanya. uuuhh.. imut banget.
"kamu lagi ada di rumah sakit, kok kamu bisa kayak gini sih??", tanya nyokap gue dengan nada cemas. itu udah pasti banget. secara gye anak paling ganteng. pasti cemaslah. siapa juga yg mo kehilangan anak kayak gue?

"mah, udah. jangan di tanya-tanya dulu. kasian.", kata mbak wita. mbak wita juga ada. semua khawatir ke gue.
pria tampan BMW juga ada, ningsih juga ada.
"loh? kalian?", gue heran sambil menunjuk ningsih dan kakaknya.
"mereka yg kamu ke kita semua", jelas bokap gue.
"hmm... saya mau pamit duluan ya.", kata ningsih.
" ya makasih, ya nak ningsih.",kata nyokap gue.
"kamu ati-ati di jalan ya."," gue sok perhatian.
"yah.. cepet sembuh", ningsihpun pergi.
gue berterima kasih banget ke dia.

sudah 2 hari gue di rawat si rumah sakit. sama sekali gak ada yg nengok gue gue disini.
tangan gue patah, kepala gue juga di perban. mungkin, sekolah bersyukur tentang ke jadian ini. tapi gue juga dekit bersyukur. gue gak perlu repot-repot ngeliat pedagang ikan. tiba-tiba, reno ma bule datang, ternyata masih ada juga yg perhatian ke gue. mereka datang ngebawa bunga dan buah-buahan.
satu tg gue gak suka, bunga. kenapa coba dateng bawa bunga segala? mending bawa makanan.
"ger, gimana kabar lo sekarang?, dah mendingan?", tanya reno.
"yah.. gitu deh..", jawab gue simple,"gak parah-parah amat, cuma retak di tangan doank".
"oh.. bagus deh kalo gak parah-parah amat", kata reno.
"ran kasian banget sih lo"
"udah deh..", gue motong pembicaraan bule. gue yakin, dia pasti mo ngomongin soal pacar.
padahal di sisi lain, gue punya sebuah simpenan harta karun. hahaha..
biarkan mereka.


seminggu sidah berlalu, gue mulai bosen dengan udara rumah sakit. gue pungin cepet-cepet keluar dan beradaptasi kembali dangan makhluk-makhluk di luar sana.
hari ini itu hari terkhir gue di rumah sakit ini. besok gue udah boleh keluar. gue udah kangen ma pedagang ikan, gue juga kangen sama ningsih.
dan dalam seminggu ini, gue belum juga cerita-cerita tentang musibah yg menimpa ue tempo lalu. bokap nyokap bolak-balik, terus aja nanya.
"kenapa kamu bisa begini geran?", gue cuma ngejawab,"zebra ngamuk". cuma itu doang. gue malu sama fakta yg ada.
jadi, "sstt", biarkan ini terjadi.

###############

hari ini, gue udah boleh keluar dari ruah sakit. akhirnya, hari yg di tunggu-tunggu dateng juga. seminggu yg panjang ini terlalui dengan kemalasan gue.
gue ngerasa, keluar dari rumah sakit itu adalah hidup baru gue. gue bakal ngelalui hari-hari setelah ini dengan dengan hal-hal yg positive.
"lupakan masa suram, jalani masa depan". memulai hidup dari nol lagi. pemberantasan masa suram, dan dapatkan ningsih secepatnya.
gue udah reinkarnasi. semua harus baru. sifat, kelakuan, nilai dan semua yg gue inginkan. dari hal yg terkecil, gue udah bisa bangun lebih cepat dari sebelumnya.
gue bener-bener baru. sangking barunya, otak gue jadi kosong. gue lebih bego dari hari sebelumnya. apa ini akibat dari benturan aspal dan kepala gue?

seperti biasa gue berkhayal di pagi hari.
gue berlari-lari di kebun bunga mawar. gue bukan berlari tanpa tujuan. tapi gue berlari-lari mengejar ningsih. gue juga gak berlari maraton ma ningsih. lo tau lari mesrakan?
nah.. itu yg gue lakuin di khayalan gue.
oke! udah cukup berkhayalnya. kata dokter, otak gue gak boleh terlalu cape.
fiuh.. ngebawa beberapa buku aja udah cukup berat buat gue. sekarang, gue menambah beban itu dengan ngebawa-bawa semen putih. semen ini terlalu berat. gue yakin, petinju kelas kakap bakal langsung kalah K.O. di ronde ke tiga setelah kena timpuk tangan kiri gue.

gue ngejalanin hidup gue pagi ini persisi banget kayak hari-hari sebelumnya. malak, ngayal, dan kriminal. arogannya gue sedikit terjalani.
gak begitu sukses.
setiap gue melakukan aksi-aksi gelap gue, gue ngeliat tangan gue yg di gips ini. gue jadi inget lagi."gue itu baru.", tinggalkan masa suram, dan secepatnya dapatkan ningsih.
ternyata menjadi angka nol itu susah, gak semudah pom bensin ngubah angka yg udah sepuluh ribu jad nol. andai aja gue pom bensin, pasti gue bakal set ulang hidup gue.

rencananya, setelah gue masuk kelas nanti, gue bakal memberikan senyuman terindah buat ningsih. di perjalanan tadi, gue udah melakukan hal-hal yg gak sewajarnya di di lakukan oleh barang baru. jadi di kelas nanti, gue bakal melakukan hal-hal yg wajar.
senyum. senyum ke orang-orang, khususnya ningsih, gue bakal memberikan senyuman termanis yg gue punya buat ningsih.

semua orang di kelas heran ngeliat gue, gue senyum-senyum gak jelas.
pasti, di hati mereka, mereka bilang gue gila.
senyuman plus gue lemparkan buat ningsih. ningsihpun juga ngebales.
"kamu udah sembuh?", tanya ningsih.
"iya.", jawabku,"makasih ya yg kemaren."
langkah pertama udah gue lakuin buat ngedapetin ninsih. nada minor gue.

pelajaran pertama pagi ini bahasa indonesia. gue udah niatan buat merhatiin guru.
tapi, gak tau kenapa, gue langsung ngedown waktu ngeliat gurunya. pedagang jenis bahasa itu bakal lebih cerewet dari pedagang jenis lain. pedagang jenis bahasa punya mulut lebih dari 2. itu yg ngebuat dia terlihat kebih dari pedagang jenis laen.

di depan ada pedagang ikan, dan di depan juga ada bidadari. gue lebih milih di hipnotis ma bidadari dari pada pedagang ikan.
ternyata, angka nol yg masih baru itu, sama aja ma angka 10.000 yg udah lama.
gak ada perubahan dari hidup gue.

di depan pedagang ikan ngebacot. gue gak tau apa yg di bacotin ma pedagang itu. yg jelas, pedagang itu mau menaikin harga jual ikan secara paksa.
kemajuan yg terjadi pada gue cuma sedikit. gue cuma jarang ketiduran di kelas lagi. itu sedikit maju buat gue.
mata gue gak bakal bisa nutup kalo ningsih ada di depan. ningsih bagai matahari, sedangkan gue, gue itu superman.
buat ngisi tenaga, gue ga perlu jauh-jauh terbang melewati atmosfer.gue cukup mandangin ningsih. battery full.

yg jelas superman juga punya musuh. pedagang ikan. itu musuh terkuat superman kali ini. jangan cuma ngedenger namanya aja pedagang ikan. pedagang ikan juga punya jurus yg cukup berbahaya.
hari ini suerman gak mau kehilangan tenaganya. tapi itu semua gak berjalan lancar. ningsih di panggil ke kantor. ningsihpun keluar dan meninggalkan kelas.
walaupun superman kehilangan sumber kekuatannya untuk sementara, superman bakal optimis untuk bertahan dari serangan-serangan pedagang ikan. harapan superman, secepatnya kembali sumber tenagaku.
sumber tenaga terlalu lama untuk di tunggu. superman gak kuat terkena searangan bertubi-tubi dari pedagang ikan.
sipermanpun kalah. kekalahan yg cukup mengenaskan.

###################

istirahatpun tiba. tapi ningsih juga belum tiba dari panggilannya. ini bener-bener terlalu lama buat di tunggu.
kenap dia begitu lama?
buat nunggu ningsih, gue gak keluar kelas sama sekali. sampe bel berbunyi, ningsih juga belum dateng ke kelas.
sebenernya, apa yg terjadi?
menunggu terlalu lama, ngebuat gue gelisah. degupan jantung gue berdetak lebih cepat dari mesin jait. gue mulai cemas dengan ningsih.
gue ngerasa, tadi adalah hari terakhir gue bisa merhatiin ningsih.
sampe bel pulangpun, ningsih juga belum tiba. gue bener-bener gelisah.
tasnya. itu menjadi kunci buat gue.
gue yakin, ningsih gak akan pergi.